-->

7 Hal Seru Yang Bisa Dilakukan Di Lasem, Jawa Tengah

ke Lasem, enaknya ngapain aja?
Lasem, salah satu kota menarik di Pesisir Utara Pulau Jawa yang letaknya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kota ini menarik sebagai kota tua yang memiliki Culture budaya tua cina yang bercampur dengan Hindia Belanda dan Jawa. Kotanya juga nyaman, tidak terlalu ramai sehingga untuk orang yang suka temapt yang tenang, disini tempat yang tepat untuk mengunjunginya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan saat berkunjung ke Lasem.

1. Bersepeda Ontel keliling komplek Kota Tua China Lasem.
Sepeda Keliling Kota Tua Lasem
Salah satu yang membuat lasem terkenal adalah adanya komplek kota tua cina yang berada di pusat kota Lasem, tepatnya di daerah Karang Turi. Rumah tua di Lasem khas sekali, secara umum memiliki tembok tinggi dengan khas pintu besar kadang ada juga pintu kecil di depan sebagai penghias jika pintu besarnya di buka. Didalamnya kadang berbeda-beda lebih banyak bergaya Cina ada juga campuran cina dengan Belanda, ada juga yang belanda.
Karena kompleknya tidak terlalu besar kita bisa mengelilingi dengan jalan kaki atau lebih enak menggunakan sepeda ontel. Ada beberapa persewaan sepeda ontel salah satunya di tempat penginapan saya di Omah Idjo. Untuk 1 hari, sepeda ontel bisa disewa seharga Rp 20.000 saja. Sebelum sewa Ontel, lebih baik dicek dulu rem dan bannya jika kurang angin bisa ditambah sebelum keliling Lasem.  Dengan keliling lasem menggunakan sepeda ontel kita bisa seperti warga lasem yang sehari-hari masih menggunakan sepeda, bisa menjangkau wilayah komplek kota tua secara menyeluruh, bahkan bisa sampai ke jembatan tua yang dahulunya bekas rel kereta api Jurusan Lasem ke Bojonegoro. Sepeda ontel juga bisa digunakan sebagai properti foto kita dengan background bangunan tua di Lasem. Bagi yang mau sewa ontel di lasem bisa telepon ke nomor 081327046104

2. Melihat proses Pembuatan Batik Lasem.
Pembatik sedang membuat batik Pola Gunung Ringgit Pring
Pernah dengar Batik Tiga Negeri, Batik yang  mengalami proses pewarnaan yang berpindah-pindah di tiga daerah. Warna Biru di Pekalongan atau Kudus, Coklat Soga di Jogja atau Solo dan Warna merah di Lasem. Karena hal tersebut kita bisa menemukan banyak Tempat Pembuatan Batik di Lasem baik tempat yang terpisah maupun menjadi satu dengan toko galeri batiknya. Bagi saya ada dua tempat pembuatan batik Lasem menarik yaitu di Karangturi Gang 4 yang berada di beranda Rumah Tua Khas Lasem dan Proses Pembuatan Batik yang berada di bawah pohon Trembesi Raksasa yang letaknya agak jauh dari Pusat Kota Lasem. Dengan mengunjungi pembatik saya jadi tau kalau Lasem punya beberapa Motif Batik Khas Lasem yaitu Gunung Ringgit Pring dan Pola Pewarnaan Bangbiron (Merah Biru).

3. Berkunjung ke Rumah Oei, Rumah berumur lebih dari 2Abad.
Rumah Oei yang berumur lebih dari 200 tahun
Rumah ini milik  Oei  Am, yang merantau dari Cina ke Pesisir Lasem saat usianya berumur 15 Tahun. Dua tahun kemudian Oei Am ini menikah dengan perempuan Lasem tulen dinamai Tjioe Nio dan bersama membangun Rumah Oei ini tahun 1818 di ruas jalan utama kota Lasem tepatnya di Jalan Jatirogo 10, Lasem. Saya takjub sekali saat berkunjung ke Rumah Oei ini. Walau sudah berumur lebih dari 200 tahun, Bangunannya masih utuh keasliannya, mulai dari kayunya, lantai terakotanya, kayu-kayunya, sampai  interior yang ada di dalamnya. Di bagian depan terdapat dua ruangan yang di dalamnya memajang foto-foto silsilah keluarga Oei dan Ruang sebelahnya terdapat sebuah ruangan berisikan kata-kata mutiara dan bijak dari tokoh-tokoh dunia.
Menjelang sore hingga malam, Rumah Oei difungsikan menjadi kafe sederhana dengan bangku kursi yang menyatu dengan Rumah Oei. Kafe Rumah Oei ini menjajakan kuliner khas lasem juga makanan-minuman lainnya serta bekerja sama dengan warung kaki lima lainnya untuk berjualan di tempat yang disediakan. Di Rumah Oei ini kalian juga dapat menemukan Kopi Lelet yang menjadi kopi ciri khas lasem.

4. Belajar Arsitektur Rumah Kota Tua Lasem
Bangunan khas Lasem
Saya bersama guide lokal saat berkunjung di Lasem, dia menjelaskan kalau Bangunan kota Tua Lasem ini bergaya Hokkian yang ternyata punya makna filosofi dari mulai dari ornament segitiga hitam putih di atas pintu, lorong dan gerbang sebagai penolak bala, Batu Gunung yang menjadi batu pertama sebelum ubin batu terakota untuk membuat aura positif bagi siapa saja yang masuk ke dalam rumah. Ciri khas lain yang menonjol adalah tiang kayu penyangga langit2 beranda depan juga setiap beranda depan ada foto/lukisan wajah dari pemilik rumah tersebut.

5. Mencoba Kuliner Khas Lasem
Kuliner di Lasem
Ada beberapa kuliner lokal Lasem yang sempat saya coba dari Lontong Tuyuhan, makanan mirip opor ayam dengan cara pengemasan lontongnya cukup unik dan rasa kuahnya yang sedikit berbeda dari opor ayam yang biasa saya makan saat lebaran. Lontong Tuyuhan mudah ditemukan dipinggir jalan, kalian juga bisa mampir ke  daerah pancur, terdapat sentra kuliner yang menjajakan Lontong Tuyuhan. Saya juga sempat mencoba Ayam Srepeh, ayam yang dibaluti bumbu cabai yang cukup pedas. Kalian bisa mencoba ayam srepeh pagi hari di warung makan pinggir jalan di depan Gang 5 Karangturi yang buka dari pagi hingga jam 1 siang saja. Soto Kemiri di depan Rumah Oei  juga layak dicoba, soto kemiri tersebut hanya tersedia pagi hari saja. saya mencoba ini sehabis bersepeda keliling kota tua lasem dan rasa kuah sotonya seger banget.

6. Mengunjungi Situs Perahu Kuno dari abad ke-7
Situs Perahu Kuno Rembang-Lasem
Di dekat perbatasan Rembang-Lasem tepatnya di Desa Punjulharjo yang  tidak sengaja ditemukan oleh pembuat garam saat memacul tanah untuk membuat tambak garam. Perahu kuno yang ditemukan tersebut berupa bagian lambung yang masih utuh, beberapa penemuan sebelumnya di asia tenggara hanya menemukan bagian-bagian tertentu sehingga sulit diteliti bagaimana bentuk aslinya. Setelah melalui beberapa penelitian, peneliti menemukan fakta-fakta menarik bahwa perahu tersebut berasal dari abad ke-7 lebih tua dari dugaan pembangunan candi Borobudur (abad ke-9), Perahu tersebut sudah menggunakan teknologi perkapalan yang modern di jamannya yaitu Papan-papannya mempunyai Tambuku, semacam tonjolan pada bagian tengah lubang untuk mengikat tali.

7. Menikmati Sunset di Pantai Karang Jahe
Sunset di Pantai Karang Jahe
Situs Perahu Kuno sangat berdekatan dengan tempat wisata Pantai Karang Jahe, Jadi dari situs Perahu Kuno Punjulharjo, saya mampir ke Pantai Karang Jahe untuk menikmati suasana sore dan Sunset. Pantainya ternyata bersih, dan cukup teduh karena di pinggir pantai ditumbuhi oleh pohon cemara udang yang sudah cukup rimbun. Dibawahnya terdapat tikar lesehan untuk para pengunjung yang memesan makanan dari warung-warung yang ada. Kalau dilihat ke arah laut unik, ada ayunan tengah laut juga area mandi bola yang bisa bikin kamu basah, karena berada diatas laut :D. Iconik Pantai Karang Jahe adalah dermaga kayu dengan gazebo kayu diujungny. Saat warna langit mulai menunjukan waktu senja, ada bunyi serine dan pengumuman dari penjaga pantai bahwa pantai akan ditutup dan pengunjung diharapkan untuk segera pulang. Karena terlanjur dan niat nikmati senja saya ijin ke pengelola pantainya meninggalkan pantai lewat adzan magrib. Menikmati Senja di Pantai Karang Jahe ini memang menyenangkan.

Lasem memang menyenangkan, apalagi bagi orang ingin berlibur  ditempat yang tidak ramai wisatawan, bercengkrama dengan warga lokal dan menyukai bangunan kuno, Lasem bisa menjadi pilihan yang tepat untuk tempat berlibur.

Untuk kalian yang ingin ke Lasem, kalian bisa simak ulasan/ Artikel saya tentang Transportasi Ke Lasem juga beberapa Penginapan yang ada di Lasem.

Related Posts

7 Hal Seru Yang Bisa Dilakukan Di Lasem, Jawa Tengah     Edit

ke Lasem, enaknya ngapain aja?
Lasem, salah satu kota menarik di Pesisir Utara Pulau Jawa yang letaknya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kota ini menarik sebagai kota tua yang memiliki Culture budaya tua cina yang bercampur dengan Hindia Belanda dan Jawa. Kotanya juga nyaman, tidak terlalu ramai sehingga untuk orang yang suka temapt yang tenang, disini tempat yang tepat untuk mengunjunginya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan saat berkunjung ke Lasem.

1. Bersepeda Ontel keliling komplek Kota Tua China Lasem.
Sepeda Keliling Kota Tua Lasem
Salah satu yang membuat lasem terkenal adalah adanya komplek kota tua cina yang berada di pusat kota Lasem, tepatnya di daerah Karang Turi. Rumah tua di Lasem khas sekali, secara umum memiliki tembok tinggi dengan khas pintu besar kadang ada juga pintu kecil di depan sebagai penghias jika pintu besarnya di buka. Didalamnya kadang berbeda-beda lebih banyak bergaya Cina ada juga campuran cina dengan Belanda, ada juga yang belanda.
Karena kompleknya tidak terlalu besar kita bisa mengelilingi dengan jalan kaki atau lebih enak menggunakan sepeda ontel. Ada beberapa persewaan sepeda ontel salah satunya di tempat penginapan saya di Omah Idjo. Untuk 1 hari, sepeda ontel bisa disewa seharga Rp 20.000 saja. Sebelum sewa Ontel, lebih baik dicek dulu rem dan bannya jika kurang angin bisa ditambah sebelum keliling Lasem.  Dengan keliling lasem menggunakan sepeda ontel kita bisa seperti warga lasem yang sehari-hari masih menggunakan sepeda, bisa menjangkau wilayah komplek kota tua secara menyeluruh, bahkan bisa sampai ke jembatan tua yang dahulunya bekas rel kereta api Jurusan Lasem ke Bojonegoro. Sepeda ontel juga bisa digunakan sebagai properti foto kita dengan background bangunan tua di Lasem. Bagi yang mau sewa ontel di lasem bisa telepon ke nomor 081327046104

2. Melihat proses Pembuatan Batik Lasem.
Pembatik sedang membuat batik Pola Gunung Ringgit Pring
Pernah dengar Batik Tiga Negeri, Batik yang  mengalami proses pewarnaan yang berpindah-pindah di tiga daerah. Warna Biru di Pekalongan atau Kudus, Coklat Soga di Jogja atau Solo dan Warna merah di Lasem. Karena hal tersebut kita bisa menemukan banyak Tempat Pembuatan Batik di Lasem baik tempat yang terpisah maupun menjadi satu dengan toko galeri batiknya. Bagi saya ada dua tempat pembuatan batik Lasem menarik yaitu di Karangturi Gang 4 yang berada di beranda Rumah Tua Khas Lasem dan Proses Pembuatan Batik yang berada di bawah pohon Trembesi Raksasa yang letaknya agak jauh dari Pusat Kota Lasem. Dengan mengunjungi pembatik saya jadi tau kalau Lasem punya beberapa Motif Batik Khas Lasem yaitu Gunung Ringgit Pring dan Pola Pewarnaan Bangbiron (Merah Biru).

3. Berkunjung ke Rumah Oei, Rumah berumur lebih dari 2Abad.
Rumah Oei yang berumur lebih dari 200 tahun
Rumah ini milik  Oei  Am, yang merantau dari Cina ke Pesisir Lasem saat usianya berumur 15 Tahun. Dua tahun kemudian Oei Am ini menikah dengan perempuan Lasem tulen dinamai Tjioe Nio dan bersama membangun Rumah Oei ini tahun 1818 di ruas jalan utama kota Lasem tepatnya di Jalan Jatirogo 10, Lasem. Saya takjub sekali saat berkunjung ke Rumah Oei ini. Walau sudah berumur lebih dari 200 tahun, Bangunannya masih utuh keasliannya, mulai dari kayunya, lantai terakotanya, kayu-kayunya, sampai  interior yang ada di dalamnya. Di bagian depan terdapat dua ruangan yang di dalamnya memajang foto-foto silsilah keluarga Oei dan Ruang sebelahnya terdapat sebuah ruangan berisikan kata-kata mutiara dan bijak dari tokoh-tokoh dunia.
Menjelang sore hingga malam, Rumah Oei difungsikan menjadi kafe sederhana dengan bangku kursi yang menyatu dengan Rumah Oei. Kafe Rumah Oei ini menjajakan kuliner khas lasem juga makanan-minuman lainnya serta bekerja sama dengan warung kaki lima lainnya untuk berjualan di tempat yang disediakan. Di Rumah Oei ini kalian juga dapat menemukan Kopi Lelet yang menjadi kopi ciri khas lasem.

4. Belajar Arsitektur Rumah Kota Tua Lasem
Bangunan khas Lasem
Saya bersama guide lokal saat berkunjung di Lasem, dia menjelaskan kalau Bangunan kota Tua Lasem ini bergaya Hokkian yang ternyata punya makna filosofi dari mulai dari ornament segitiga hitam putih di atas pintu, lorong dan gerbang sebagai penolak bala, Batu Gunung yang menjadi batu pertama sebelum ubin batu terakota untuk membuat aura positif bagi siapa saja yang masuk ke dalam rumah. Ciri khas lain yang menonjol adalah tiang kayu penyangga langit2 beranda depan juga setiap beranda depan ada foto/lukisan wajah dari pemilik rumah tersebut.

5. Mencoba Kuliner Khas Lasem
Kuliner di Lasem
Ada beberapa kuliner lokal Lasem yang sempat saya coba dari Lontong Tuyuhan, makanan mirip opor ayam dengan cara pengemasan lontongnya cukup unik dan rasa kuahnya yang sedikit berbeda dari opor ayam yang biasa saya makan saat lebaran. Lontong Tuyuhan mudah ditemukan dipinggir jalan, kalian juga bisa mampir ke  daerah pancur, terdapat sentra kuliner yang menjajakan Lontong Tuyuhan. Saya juga sempat mencoba Ayam Srepeh, ayam yang dibaluti bumbu cabai yang cukup pedas. Kalian bisa mencoba ayam srepeh pagi hari di warung makan pinggir jalan di depan Gang 5 Karangturi yang buka dari pagi hingga jam 1 siang saja. Soto Kemiri di depan Rumah Oei  juga layak dicoba, soto kemiri tersebut hanya tersedia pagi hari saja. saya mencoba ini sehabis bersepeda keliling kota tua lasem dan rasa kuah sotonya seger banget.

6. Mengunjungi Situs Perahu Kuno dari abad ke-7
Situs Perahu Kuno Rembang-Lasem
Di dekat perbatasan Rembang-Lasem tepatnya di Desa Punjulharjo yang  tidak sengaja ditemukan oleh pembuat garam saat memacul tanah untuk membuat tambak garam. Perahu kuno yang ditemukan tersebut berupa bagian lambung yang masih utuh, beberapa penemuan sebelumnya di asia tenggara hanya menemukan bagian-bagian tertentu sehingga sulit diteliti bagaimana bentuk aslinya. Setelah melalui beberapa penelitian, peneliti menemukan fakta-fakta menarik bahwa perahu tersebut berasal dari abad ke-7 lebih tua dari dugaan pembangunan candi Borobudur (abad ke-9), Perahu tersebut sudah menggunakan teknologi perkapalan yang modern di jamannya yaitu Papan-papannya mempunyai Tambuku, semacam tonjolan pada bagian tengah lubang untuk mengikat tali.

7. Menikmati Sunset di Pantai Karang Jahe
Sunset di Pantai Karang Jahe
Situs Perahu Kuno sangat berdekatan dengan tempat wisata Pantai Karang Jahe, Jadi dari situs Perahu Kuno Punjulharjo, saya mampir ke Pantai Karang Jahe untuk menikmati suasana sore dan Sunset. Pantainya ternyata bersih, dan cukup teduh karena di pinggir pantai ditumbuhi oleh pohon cemara udang yang sudah cukup rimbun. Dibawahnya terdapat tikar lesehan untuk para pengunjung yang memesan makanan dari warung-warung yang ada. Kalau dilihat ke arah laut unik, ada ayunan tengah laut juga area mandi bola yang bisa bikin kamu basah, karena berada diatas laut :D. Iconik Pantai Karang Jahe adalah dermaga kayu dengan gazebo kayu diujungny. Saat warna langit mulai menunjukan waktu senja, ada bunyi serine dan pengumuman dari penjaga pantai bahwa pantai akan ditutup dan pengunjung diharapkan untuk segera pulang. Karena terlanjur dan niat nikmati senja saya ijin ke pengelola pantainya meninggalkan pantai lewat adzan magrib. Menikmati Senja di Pantai Karang Jahe ini memang menyenangkan.

Lasem memang menyenangkan, apalagi bagi orang ingin berlibur  ditempat yang tidak ramai wisatawan, bercengkrama dengan warga lokal dan menyukai bangunan kuno, Lasem bisa menjadi pilihan yang tepat untuk tempat berlibur.

Untuk kalian yang ingin ke Lasem, kalian bisa simak ulasan/ Artikel saya tentang Transportasi Ke Lasem juga beberapa Penginapan yang ada di Lasem.