-->

Latest Posts

Pantai Sembulungan, Banyuwangi - Pantai Dengan Potensi Sejarah Luar Biasa dan Kearifan Lokal Yang Kental     Edit

Pantai Sembulungan di Alas Purwo

Pantai Sembulungan adalah salah satu pantai di Banyuwangi yang punya daya tarik lain dibanding pantai-pantai lain di Banyuwangi. Selain keindahan pantainya, juga terdapat peninggalan sejarah mulai era kerajaan hingga era penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Selain itu juga terdapat kearifan-kearifan lokal masyarakat pesisir Banyuwangi terutama Muncar yang wilayahnya sangat dekat dengan Pantai Sembulungan yang hanya dipisahkan oleh Perairan Teluk Pangpang.

Senja di Pantai Sembulungan

Pantai Sembulungan terletak di wilayah konservasi Taman Nasional Alas Purwo berdekatan dengan Daerah Muncar, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Jika kita berada di pelabuhan Muncar kita bisa melihat sebuah daratan tinggi atau Tanjung yang menjorok ke arah Laut, wilayah tersebut bernama Sembulungan.

Rute menuju pantai Sembulungan dari kota Banyuwangi.

Untuk ke Pantai Sembulungan ada dua cara yaitu lewat darat dan lewat laut menggunakan kapal/jukung.  Rute ke Pantai Sembulungan dengan jalur darat adalah lewat Jatipapak yang terkenal dengan wisata mangrove Trail Jatipapak.

Sembulungan rute darat hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua saja. Dari kota Banyuwangi ambil rute ke TN Alas Purwo melewati Rogojampi-Pertigaan Lampu Lalu Lintas Srono ambil ke arah timur (arah Muncar) – Pertigaan lampu lalu lintas Tembok ambil ke barat – dari sini ikuti saja petunjuk jalan ke TN Alas Purwo hingga sampai daerah Kalipait akan ada Kantor TN Alas Purwo dan Lapangan Sepakbola sebelum masuk ke hutan. Ikuti jalan berbatu dekat Lapangan Bola tersebut hingga ke Jatipapak, dari jatipapak kalian bisa menanyakan rute ke Sembulungan. Jika kondisi musim hujan tidak disarankan rute darat ini.

Sembulungan Rute Laut melewati Hutan Mangrove

Sembulungan Rute Laut bisa ditempuh dari Pelabuhan Muncar menyewa kapal/jukung. Saya bisanya malah lewat Sungai Stail dengan menyewa jasa transportasi dari Kelompok Masyarakat Bahari Stail Sejahtera (BSS) yang berada di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar. Kelompok BSS ini sering mengantarkan tamu untuk memancing, juga untuk wisata  trip ke Teluk Biru. Untuk ke Basecamp Kelompok BSS ini cukup mudah. Dari kota Banyuwangi ambil rute ke TN Alas Purwo melewati Rogojampi-Pertigaan Lampu Lalu Lintas Srono ambil ke arah timur (arah Muncar) – Perempatan Tembok ambil ke kanan lalu ikuti sampai di pertigaan Pasar Sumberayu ambil kiri – ikuti jalan dan tanya warga setelmpat Kantor Resort Tanjung Pasir TN Alas Purwo atau kalian bisa ikuti rute di Google maps. Jika kalian tertarik bisa menghubungi nomor Whatsapp 081216695429.

Rute laut ini seru, apalagi lewat sungai Stail. Kalian bisa melihat kehidupan dipesisir sungai Stail, aktivitas masyarakat, melewati hutan mangrove dan akhirnya bermuara di teluk pangpang dan sampai di Pantai Sembulungan. Kelemahan dari rute laut lewat sungai stail adalah masih terpengaruh pasang surut air laut. Jika air laut surut, untuk menyebrang ke Sembulungan agak sulit. Atau bahkan tidak bisa.

Di Pantai Sembulungan

Tetibanya di Pantai Sembulungan cukup takjub dengan perubahannya. Dahulu jika berlabuh kesini, celana bagian bawah agak basah terkena ombak saat turun kapal namun sekarang ada Dermaga yang bisa digunakan untuk pelabuhan kapal terutama saat air laut sedang pasang. Pantao Sembulungan berpasir putih dan saat datang dalam kondisi bersih hanya ada sampah-sampah dari seresah daun yang basah terbawa ombak laut dan angin. Namun memang jika kita kesini saat musim angin barat yang membuat ombak membawa sampah-sampah dilautan menepi sehingga pesisir pantai ini banyak terlihat sampah yang berserakan.

Bungker Tempat Peristirahatan

Meriam Buatan Jerman

Di tepian pantai terlihat bangunan yang sedikit timbul dari pasir pantai, saat saya dekati ternyata sebuah Bungker sudah tidak digunakan lagi. Jumlahnya cukup banyak, belum lagi bungker yang ada di atas bukit sembulungan. Kalau kita ke atas bukitnya makin ditemukan banyak bungker dengan sedikit lubang untuk keluarnya moncong senjata dan mengintip. Sepertinya Tanjung Sembulungan ini menjadi seperti benteng pertahanan yang digunakan pada masa era kolonial belanda dan jepang untuk menghadapi serangan dari laut. Dengan adanya benteng pertahanan di tanjung sembulungan ini kapal musuh akan kesulitan mendarat ke wilayah Muncar. Di area atas bukit juga ada sisa meriam yang digunakan pada masa penjajahan dulu. Meriamnya cukup besar bertuliskan FRIED KRUPP ESSEN 1900 yang berarti meriam ini dibuat tahun 1900 oleh Tokoh Industrial Terkenal, Fried Krupp yang membangun industri cetakan logam di Essen, Jerman. Tulisan tersebut juga ditemukan pada meriam-meriam peninggalan masa penjajahan. Diatas bukit cukup sejuk karena banyak rimbunan pohon dan bambu yang menaungi, ditambah lagi angin laut yang cukup sejuk masuk dari sela-sela dahan pohon dan bambu membuat lupa cuaca panas di area pantai.

Dugaan Situs Padepokan Empu Supo di Sembulungan

Jika kita lebih naik ke puncak sembulungan ini kita bisa menemukan situs peninggalan Empu Supo. Situsnya ini hanya berupa bongkahan batu bata yang berukuran tidak wajar juga ditemukan umpak yang memperkuat dugaan adanya bangunan disini. Empu Supo ini terkenal dalam cerita sejarah Kerajaan Majapahit dan Blambangan. Singkat ceritanya Prabu Brawijaya mengutus Empu Supo mencari Keris Kiai Sengkelat yang hilang. Setelah sekian lama mencari dari daerah ke daerah hingga sampailah di daerah Blambangan (Banyuwangi). Saat di Blambangan, beliau dipanggil oleh bupati Blambangan untuk memperbaiki bilah kerisnya yang rusak, ternyata keris milik bupati adalah keris yang dicari oleh beliau. Empu Supo menyarankan untuk membuat duplikat keris tersebut sebanyak 3 buah untuk menghindari terjadinya kerusakan atau kehilangan sedangkan yang asli di simpan oleh beliau. Bupati Blambangan terkesan atas hasil kerja Empu Supo yang bisa memperbaiki keris dan membuat duplikatnya. Konon cerita Keris Kiai Sengkelat yang asli dikembalikan ke Prabu Brawijaya. Untuk ke Situs Empu Supo ini tidak bisa sembarangan, karena tidak ada jalan setapaknya sehingga kalian perlu izin dulu kepada petugas agar bisa didampingi naik ke atas bukit tersebut.

Kearifan Lokal di Sembulungan.

Setiap tanggal 14,15 pada Tanggalan Islam, masyarakat nelayan di muncar melakukan kegiatan pembersihan kapal-kapal mereka di pesisir pantai Sembulungan. Membersihkan kapal dari kerak dan kerang yang menempel di lumbung kapal, kebersihan kapal hingga memperbaiki kapal seperti mencat kembali warna kapal yang memudar. Kapal Nelayan Muncar ini sangat khas sekali dengan warna warni yang menawan dan bentuknya yang unik. Pada lumbung kapalnya terdapat corak garis warna-warni dan diakhir pada garis teratas biasanya berwarna kuning. Kapal Khas Nelayan di Muncar ini bernama Kapal Slerek. Jika kalian datang pada pagi sampai sore hari pada tanggal tersebut, kalian bisa menjumpai aktivitas ini.

Pembersihan Kapal Slerek dari Kerak Kerang Tiram

Kapal Slerek yang parkir di Pantai Sembulungan untuk melakukan perbaikan

Napak tilas, medoakan leluhur Mbah Kalong, Salah satu Gandrung dari Muncar

Pada setiap bulan Muharram pada Tanggalan Islam, Masyarakat nelayan muncar melakukan Upacara Petik Laur Muncar yang diadakan sangat meriah. Bahkan banyak wisatawan yang datang untuk melihat upacara ini. Upacara ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang didapat dan hasil laut kedepannya juga melimpah. Poin menarik dari petik laut adalah keramaian warna-warni kapal Slerek yang berangkat bersama-sama melabuhkan umbe rampe, sesaji dalam bentuk kapal dan dihanyutkan atau ditenggelamkan di laut. Rasanya Perairan Teluk Pangpang dan Selat Bali hari itu penuh dengan warna. Setelah melabuhkan dilanjutkan syukuran di Pantai Sembulungan dan napak tilas sekaligus mendoakan Mbah Kalong. Salah satu tokoh Gandrung yang dihormati di Wilayah Muncar dan sekitarnya.

Video Petik Laut Muncar

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/vlkm9HB4VEA" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>

Secara garis besar, Pantai Sembulungan ini menarik untuk di kunjungi baik pesona alamnya, keunikan budaya dan kearifan lokalnya juga peninggalan sejarah yang ada disana. Jika ada waktu coba dikunjungi pantai Sembulungan ya, coba juga menggunakan jalur lautnya :)

Pantai Balangan - Tempat Menikmati Senja Di Bali     Edit

Menikmati Senja di Pantai Balangan, Bali

Pantai Kuta, Bali memang menjadi spot andalan para wisatawan menikmati senja di Bali. Memang indah, memancarkan refleksi senja bagi kita yang berdiri pada pasir pantai yang basah setelah terkena ombak. Tempat favorit menikmati senja di Bali membuat pantai Kuta ini ramai sekali sehingga kadang tidak leluasa menikmatinya. Saat berkunjung di Bali, saya memilih pantai lain untuk menikmati senja yaitu Pantai Balangan.

Pantai Balangan terletak di daerah Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pantai ini merupakan deretan pasir putih yang ada di selatan daerah Bali. Pantai Balangan terletak diapit kedua tebing tinggi yang bisa melihat pemandangan laut, pantai juga aktivitas penerbangan Bali di Bandara Ngurah Rai walau terlihat agak samar.

Rute Menuju Pantai Balangan Dari Kota Denpasar.
Untuk ke Pantai Balangan ini tidak ada transportasi umum kalian bisa sewa kendaraan, atau menggunakan ojek/taksi atau transportasi online dan untuk transportasi online lebih baik diminta tunggu atau di booking untuk perjalanan kembali ke kota Denpasar karena akan susah dapat transportasi online dari Pantai Balangan. Rute Menuju Pantai Balangan kalian bisa ambil arah ke Bandara Ngurah Rai atau Jalan Raya I Gusti Ngurah Rai lalu ambil arah Jimbaran dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) lalu setelah melewati GWK kalian akan menemukan supermarket Nirmala. Belok ke selatan lalu ikuti saja jalan dan petunjuk jalan ke arah Pantai Balangan.

Pantainya berpasir putih memanjang yang cukup luas dan pantainya diapit oleh kedua buah bukit karst yang cukup tinggi. Bukit sebelah kiri pantai berpapasan dengan kawasan Golf Academy Bali lalu daerah pantai Dreamland sedangkan bukit kanan sering disebut Tanjung Balangan menjadi tempat favorit untuk menikmati panorama pantai Balangan juga senja bali dari ketinggian.

kursi jemur yang bisa disewa
ada yang sedang prewedding
Pada bagian bawah pantai berpasir putih terdapat kursi jemur yang bisa disewa para pengunjung untuk berjemur atau sekedar bersantai. Tidak perlu takut hitam karena tersedia juga payung untuk melindungi dari sengatan matahari di Bali yang bisa dibilang cukup menyengat. Saya sih milih duduk di cafe satu-satunya di pinggir pantai Balangan. Kafe tersebut berwarna jingga sehingga bangunan cafe tersebut sangat mencolok. Menu yang ditawarkan tidak banyak, beberapa pilihan minuman dingin pelepas dahaga dan saya memesan kelapa muda. Sambil meminum kelapa tersebut, saya menikmati suasana pantai Balangan dan beberapa kali melihat banyak yang sedang berfoto prewedding dengan pria menggunakan jas hitam dan perempuan menggunakan dress pengantin putih. Laut sedang menuju surut, beberapa warga lokal sedang turun menyulusi terumbu karang yang terlihat sepertinya sedang mencari rumput laut yang bisa dipanen.

Pemandangan Pantai Balangan dari atas bukit, bangunan cafe balangan berwarna jingga
Mobil klasik yang dibawa untuk properti foto
Setelah dahaga terpuaskan, saya segera naik ke atas bukit sebelah kiri pantai. Di atas bukit ternyata cukup luas. Ada mobil VW yang berada ditepian tebing, sepertinya mobil tersebut memang dibawa kesitu untuk digunakan sebagai properti foto prewedding oleh salah satu fotografer dan calon pasangan pengantin disana. Saya melihat ada beberapa wisatawan lokal sedang berkumpul di tepian tebing, saya lihat ternyata sedang foto duduk di tepian tebing dengan santainya. Saya melihatntya sudah merinding, namun mereka melakukannya dengan cukup luwes. Sepertinya memang di pantai Balangan, tebing tanjung balangan yang menghadap ke pantai memang menjadi spot foto favorit. Tapi jika kalian ingin foto disana harus hati-hati, jika ragu mending tidak usah sampai dipinggir tebing, foto normal saja seperti biasanya.

Senja Di Pantai Balangan dan Fotografer Asing yang suka Bentak-Bentak :v
Kenapa saya memilih ke Pantai Balangan Sore hari, sudah tentu untuk melihat senjanya. Walau bukan anak kopi dan senja, melihat senja saat traveling menjadi kegiatan wajib yang perlu saya lakukan. Pantai Balangan menjadi salah satu lokasi yang tepat untuk menikmati senja di Bali. Senja di Balangan kita bisa memilih menikmati di bawah atau diatas bukit Tanjung Balangan. Saya memilih untuk menikmati senja di bukit Tanjung Balangan, dan ternyata makin sore makin ramai. Bahkan yang prewedding pun juga banyak yang foto ditepian tebing berlatarkan senja. Kesal sekali, melihat fotografer prewedding membentak wisatawan untuk pindah karena masuk frame fotonya, padahal wajar saja, weekend pantai ramai. Mending cari foto di pantai lain yang sepi mas. Untuk pengunjung yang diusir tersebut bukan orang yang emosian, kalau iya, bisa panjang nanti ceritanya.

Menikmati Senja Bersama Teman di atas bukit pantai Blambangan
Senja di Pantai Balangan, Cantik ya
Senja di Pantai Balangan menakjubkan, matahari terbenam di lautan, sayangnya saya tidak membawa lensa tele sehingga bisa mengabadikan detik-detik matahari hilang dari peraduannya menuju belahan bumi lain. Beberapa orang memilih menikmati sambil ngobrol dengan orang terdekatnya, ada yang memandangi senjanya, ada yang sibuk mengabadikan pemandangan senja, ada juga fotografer yang sibuk sendiri fota foto sana sini. Istirahat dulu mas, nikmati senjanya hahaha.

Pantai Balangan, Bali ini merupakan pantai yang wajib kalian kunjungi saat di Bali apalagi jika ingin menikmati senja di Bali selain di pantai Kuta.

Waduk Lecari Dan Jajang Sebarong, Gambiran - Tempat Kuliner Banyuwangi Seru di Pinggir Waduk     Edit

Minggu kemarin, saya mencari bibit tanaman hias di daerah Jajag, Gambiran dan Yosomulyo sekalian paginya mampir sebentar ke wisata lokal Banyuwangi yang berusaha eksis kembali setelah sempat tak terurus. Namanya adalah Waduk Lecari, waduk kecil yang cukup lingkungannya cukup asri di tengah pedesaan.

Waduk Lecari terletak di Dusun Sumberejo, Desa Wringin Agung Kecamatan Gambiran, Banyuwangi. Dahulu Waduk ini diusulkan sebagai wisata agro perikanan dimana di tengah waduk terdapat keramba perternakan ikan nila. Namun berjalannya waktu, waduk tersebut tak terurus dan terlihat kumuh dan awal tahun 2020 atau sebelum pandemi Covid-19, waduk ini mulai berbenah untuk kembali eksis meramaikan destinasi wisata lokal di Banyuwangi.

Rute Menuju Waduk Lecari

Pertigaan SD N 1 Wringin Agung

Untuk ke Waduk Lecari ini dari Banyuwangi Kota atau Genteng cukup mudah. Jika kalian dari Kota Banyuwangi kalian bisa melewati rute Rogojampi-Srono-Benculuk- Lampu lalu lintas Jajag ambil lurus ke arah Gambiran sampai di pertigaan SD Negeri 1 Wringinagung ambil kiri masuk ke jalan bergapura Pondok Pesantren Mamba’ul Huda Krasak. Ikuti jalan tersebut hingga Perempatan SD Negeri 3 Wringinagung lalu ambil kanan dan ikuti saja jalan sampai ketemu Petunjuk jalan Rumah Makan Jajang Sebarong ikuti petunjuk tersebut kalian akan sampai di Waduk Lecari. Rumah Makan Jajang Sebarong berada di pinggir Waduk Lecari.

Waduk Lecari terlihat cukup asri, sekelilingnya banyak sekali pepohonan, di daerah yang dibuka untuk wisata dominan ditumbuhi oleh jenis-jenis bambu, seperti bambu ori yang sangat tinggi mungkin bisa mencapai 25 meter (perkiraan saya saja). Keberadaan pohon-pohon tersebut membuat hawa di sekitar waduk lecari ini cukup sejuk bahkan pada saat siang hari.

Salah satu Menu di Jajang Sebarong, Nasi Sambel Wader

Waduk Lecari mulai menggeliat lagi karena ada rumah makan keluarga atau resto keluarga Jajang Sebarong yang punya konsep menarik yaitu menyediakan tempat makan dipinggir waduk Lecari berbentuk saung-saung atau gazebo santai. Selain itu juga ada meja kursi yang berada di teduhan rumpun bambu. Menu di Jajang Sebarong cukup banyak berupa Nasi Sambal dengan pilihan lauk yang beragam dengan harga mulai 8.000 sampai 17.000. Ada juga pilihan camilan snack seperti Gorengan, Kentang Goreng, Piscok Keju dan lainnya dengan kisaran harga 5.000-8.000 saja. Minumannya pun bisa dibilang murah dari 3.000 hingga 10.000.

Di waduk lecari juga ada wahana bermain seperti perahu bebek yang bisa di sewa seharga 15.000 untuk sepuasnya jika sedang sepi dan jika sedang ramai akan ada batas waktu sehingga bisa bergantian dengan pengunjung lainnya. Selain itu, ada kapal perahu jukung yang bisa mengantar pengunjung untuk berkeliling waduk, melihat sisi lain waduk sebelah hulu yang katanya ada keramba peternakan ikan yang dahulunya memenuhi tengah waduk ini. Untuk naik perahu jukung ini kalian hanya membayar sebesar 6.000 saja.

Piknik Keluarga ke Waduk Lecari

Di sebelah rumah makan Jajang Sebarong terdapat hutan bambu yang rimbun, disekitarnya sedang ada pembangunan namun saya belum tahu akan dikelola seperti apa nantinya area hutan bambu tersebut. Cuma saya membayangkan membuat pasar jajanan tradisional mingguan dengan konsep mirip pasar papringan di temanggung atau Pasar Wit-Witan yang ada di Alas Malang, Singojuruh.

Waduk Lecari dengan Rumah Makan Jajang Sebarong ini menurut saya sangat direkomendasikan untuk kalian yang ingin mencari tempat makan atau resto yang cocok untuk kumpul bersama keluarga. Sambil menunggu makanan selesai dimasak dan disajikan kalian bisa ngobrol-ngobrol menikmati suasana waduk atau berkeliling danau dengan menyewa perahu bebek atau menggunakan jasa perahu jukung.

Video Suasana Waduk Lecari.

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/mdeXtDzHhZE" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>


Pantai Karang, Denpasar - Tempat Menikmati Matahari Terbit di Bali     Edit

Gardu Pandang Pinggir Pantai

Libur ke Bali tetap aja tidak berubah seperti di Banyuwangi mencari tempat menikmati pagi. Mumpung menginap Hotel di daerah kuta, lokasi terdekat untuk menikmati matahari terbit terdekat bisa di Pantai daerah Sanur karena pantai di sana menghadap ke arah timur. Berbeda dengan di Banyuwangi yang matahari terbitnya jam 5 WIB, di Bali matahari terbit sekitar jam 6 pagi WITA.

Berangkat dari hotel jam 5 pagi, saya menghapal jalan dahulu dengan maps google, maklum baru pertama kali ke Bali hahaha. Saya memilih Pantai Karang karena terdapat Gubuk Santai yang berada di pinggir laut dan tengah laut yang bisa saya jadikan sebuah objek foto sunrise.

Rute Ke Pantai Karang, Bali dari Kuta

Untuk menuju Pantai Karang dari Kuta cukup mudah, saya tingga mengikuti jalan By Pass menuju Pantai Kuta, di perjalanan ada papan petunjuk jalan yang membantu mengarahkan ke arah pantai Sanur. Sebelum memasuki parkiran pantai Sanur, saya terus jalan ke utara hingga ke pintu masuk Pantai Karang. Dari parkiran kendaraan, suara dan angin pantai Karang Sudah memanggil-manggil.

Fotografer sudah berjejer mengabadikan sunrise di pantai karang

Ternyata sudah ramai, ada para fotografer yang siap mengabadikan  foto sunrise di pantai karang ini dengan teknik foto long eksposurenya dengan menggunakan alat bantu tripod dan filter GND. Saya melihat sekitar, Pantai Karang ini selain tempat menikmati pagi di Bali dan mempunyai pasir pantai yang putih dan cukup lembut, juga mempunyai daya tarik berupa Gazebo atau Gubuk santai yang ada di sekitar pantai, sehingga kita bisa bersantai duduk di tepian pantai. Sambil menikmati Matahari terbit, kita juga bisa menyantap lumpia yang disajikan oleh penduduk lokal dengan harga 10.000 untuk satu pincuk lumpia yang sudah dipotong-potong. Lumpia berisi mihun atau mie putih dan ada sedikit sayuran dan yang bikin nikmat adalah bumbu petisnya hmmmm. ‘Hap, Hap” Tidak terasa dua pincuk habis dalam sekejap hahaha.
Penjual Lumpia di Pantai Karang Bali


Pada sisi sebelah utara atau kiri pantai ternyata terdapat ayunan yang sepertiny disediakan oleh mengelola pantai untuk berfoto. Antrian cukup ramai karena berfoto sedang bermain ayunan berlatar pemandangan matahari terbit ini memang bagus. Namun untuk kursi jemur yang ada disana tidak bisa digunakan bebas karena disewakan perjam.

Matahari sudah mulai naik, terasa makin banyak pengunjung, Beach Walk yang menghubungkan pantai-pantai di daerah sanur mulai terlihat orang yang berolahraga lari juga bersepeda. Beberapa sepeda memilih berhenti di pinggir pantai dan pengendara beristirahat sambil memandangi laut.

Sepedaan di Pantai Karang Bali juga seru

Sampai pulang ke Banyuwangi lagi saya masih penasaran, kenapa namanya Pantai Karang karena saat disana saya tidak melihat batuan karang baik berupa pulau seperti di pantai pulau merah dan tanjung papuma atau terumbu karang yang terlihat saat air laut dalam keadaan surut. Malah saat surut terlihat jelas suket atau rumput air.

Sudah puas menikmati suasana pagi di Pantai Sanur, saya bersiap-siap melanjuti perjalanan ke  pantai di daerah Jimbaran yang pemandangannya punya nuansa berbeda dengan Pantai di daerah Sanur dan Kuta.


Pemandian Sumber Waras Banyuwangi - Waterpark Sejuk Di Tengah Pedesaan     Edit

Main air memang menyenangkan, apalagi airnya berasal dari Sumber Air dalam tanah sehingga airnya dingin dan terasa menyegarkan. Setelah sendang seruni, saya mencari lagi tempat bermain air dan mandi di alam yang menyenangkan. Saya mendapatkan ada Waterpark Baru di Tengah Pedesaan di daerah Glagah bernama Waterpark Sumber Waras.

Waterpark Sumber Waras atau lebih dikenal Pemandian Sumber Waras terletak di Desa Gadog, Kecamatan Tamansuruh, Kabupaten Banyuwangi. Walau lokasinya di tengah desa, pemandian Sumber Waras ini berbeda dengan Pemandian Alam Banyuwangi lainnya karena sudah semi modern hingga pengelola memberi nama lain sebagai Waterpark Sumber Waras.

Rute menuju Waterpark Pemandian Sumber Waras
Gapura masuk ke Sumber Waras di Desa Gadog
Menuju Waterpark/Pemandian Sumberwaras dari Kota Banyuwangi cukup mudah kalian tinggal arahkan kendaraan menuju ke arah Barat menuju Desa Kemiren lalu melewati Warung Kemarang dan pertigaan kedua setelah Warung Kemarang ambil ke kanan. Ikuti jalan tersebut melewati Desa Mondoluko dan memasuki gapura desa Gadog. Ikuti jalan saja hingga menemukan baliho petunjuk jalan Waterpark Sumber Waras di pertigaan, ambil ke kanan memasuki gapura bambu ke arah bawah. Kalian akan sampai di parkiran Waterpark Sumber Waras. Kalian hanya tinggal membayar Rp. 5.000 untuk memasuki Waterpark tersebut.

kolam anak-anak di Pemandian Sumber Waras
Lokasinya sejuk, berada di tengah-tengah kebun atau mungkin hutan desa Gadog yang masih rimbun dengan pepohonan sehingga disini masih bisa ditemukan kicau-kicau burung apalagi jika kalian datang pagi atau sore hari. Ada dua kolam di Waterpark ini yaitu pemandian anak-anak yang letaknya dekat pintu masuk. Kolamnya cukup teduh karena berada dibawah naungan beberapa pohon besar disana. Kedalaman kolam anak-anak ini sekitar selutut orang dewasa. Pada Kolam Anak Kecil juga terdapat wahana permainan prosotan khas waterpark pada umumnya. Pada kolam dewasa berada tengah-tengah area Waterpark dengan lantai kolam dominan berwarna putih dan krem terlihat cukup mencolok. Kolam renang dewasa ini mulai dari 1 meter hingga 2 meter. Bagi yang tidak bisa berenang jangan mendekat ke area dua meter. Untuk area dewasa ini kalian juga bisa sewa pelampung atau ban seharga 10.000 untuk pelampung yang dua lubang dan 5.000 untuk pelampung dengan 1 lubang.
Kolam Renang Dewasa di Pemandian Sumber Waras
Di dekat kolam renang ada tempat santai berupa meja kursi yang dibawahnya terdapat kolam yang kedalamannya sedikit diatas mata kaki. Jadi duduk disana serasa sedang bermain air juga karena kaki kita basah. Katanya kolam tersebut di rencananya akan dikasih ikan. Bisa sekalian terapi ikan dong nanti hehe. Jika ingin duduk tidak basah kalian bisa duduk di kursi dari semen di sisi kolam juga bisa duduk di bale santai yang di bangun sekitar kolam. Air yang ada di kolam dewasa, kolam anak-anak dan kolam untuk duduk bersantai airnya selalu mengalir karena berasal dari sumber air dari dalam tanah yang ada di atas bukit dekat dengan Waterpark atau Pemandian Sumber Waras ini. Airnya muncul dari bawah tanah dengan debit air yang cukup banyak sepanjang tahun.

Sejarah dan Cerita Dahulu Tentang Sumber Waras
Sumber Air ini dulu bernama Sumber Domyong karena disekitar mata air tersebut ada Pohon Domyong. Pohon Dompyong juga dikenal dengan pohon Gowok atau Kepa ini merupakan pohon buah yang buahnya dulu sering ditemukan di pasar. Namun Domyong sendiri juga disukai kelelawar sehingga kadang sebelum buah Dompyong masak siap petik sudah banyak dimakan  kelelawar. Seiring berjalannya waktu, sumber tersebut sering digunakan warga setempat untuk kebutuhan sehari-harinya termasuk juga mandi. Warga setempat meyakini bahwa mandi setelah subuh di sumber tersebut dapat menyembuhkan penyakit (Waras) sehingga lama kelamaan nama Sumber Dompyong berubah menjadi Sumber Waras.

Meja Kursi di dalam kolam
Fasilitas di Pemandian Sumbe Waras bisa dibilang lengkap. Terdapat beberapa kamar mandi untuk tempat bilas namun jumlahnya masih terbatas, resto dan kafetaria  bagi pengunjung yang ingin memesan makanan dan minuman. Harga makanan dan minuman pun bisa terbilang murah berkisar antara 5.000 hingga 15.000 mulai dr jajanan pasar seperti kucur, gorengan, nasi bungkus, jamur krispi hingga mie instan yang memang cocok dimakan setelah kedinginan berenang. Terdapat juga beberapa kamar penginapan dengan bangunan dari kayu namun untuk saat ini masih belum dibuka untuk umum.
Suasana Sejuk di sekitar Pemandian Sumber Waras
Waterpark Sumber Waras ini buka pagi hari jam 07.00, saat baru buka keadaan masih sepi dan airnya masih cukup dingin hehe, namun sangat cocok bagi kalian yang tidak ingin ketemu keramaian saat berenang apalagi di era covid-19 Renang punya resiko penularan yang lumayan. Saat berkunjung kesini, kita harus tetap menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pengelola ya :)

Video Rute Perjalanan Ke Sumber Waras dan Penampakan Kolam Renangnay bisa dilihat di Video ini: 

Pohon-Pohon Eucalyptus Pelangi di Tengah Kota Jakarta     Edit

Sebelum Pandemi saya janjian dengan teman di Jogja yang sedang Magang di salah satu perusahaan di Jakarta. Kami berencana bertemu di kafe di daerah Tebet namun karena datang terlalu siang, kafe tersebut belum dibuka dan akhirnya mengunjungi salah satu taman di daerah tebet yaitu Taman Honda yang kini taman tersebut berubah cukup indah dibanding yang dahulu.

Taman Tebet atau dulunya Taman Honda karena Honda lah yang awalnya merevitalisasi taman tersebut menjadi sangat bagus seperti sekarang ini. Namun sekarang namanya berubah Taman Tebet karena sudah dikelola kembali oleh Pemprov DKI.  Taman Honda Tebet yang mempunyai luas kurang lebih 1800m2 dulu disahkan oleh Gubernur Fauzi Bowo pada tanggal 28 Juli 2010.

Rute Menuju Taman Honda Tebet
Untuk menuju Taman Honda Tebet ini gampang sekali, kalian bisa naik KRL dan turun di Stasiun Tebet. Dari Stasiun Tebet kalian bisa menaik Ojek Pangkalan atau Ojek Online, Taman Honda Tebet cukup dekat dengan Stasiun Tebet hanya sekitar 5-10 menit saja. Dari Staisun Tebet kalian juga bisa naik angkutan umum (angkot) nomor M-34 dan turun di dekat Taman Tebet.

Anak sekolah yang sedang latihan Paskibra
Salah satu Komunitas Hammock di Jakarta lagi Rebahan
Dengan luasan segitu Fauzi Bowo bersama Honda bukan hanya membuat taman hampir seperti hutan dengan pohon-pohon yang kini sudah besar dan dinikmati keteduhannya. Saat saya dan teman saya berkunjung kesana, banyak sekali aktifitas warga disana dari olahraga bermain batminton, lari-lari kecil, bermain sepeda, bahkan ada kumpul komunitas salah satunya adalah komunitas Hammock Jakarta yang sedang berkumpul sambil rebahan di Hammocknya masing-masing. Memang sih suasana di Taman Honda Tebet ini sejuk, berbanding terbalik dengan suasana kota Jakarta yang panas, berdebu dan penuh polusi. Hutan Kota Taman Tebet terbukti dapat meyerap Polusi Udara, debu-debu jakarta, peredam kebisinagn kendaraan dan menciptakan iklim mikro sehingga kita bisa merasakan sejuk di dalam kawasan Taman Honda Tebet.
pohon Babylonia di pinggir anak sungai kecil yang membelah taman honda tebet
Setelah berkeliling Taman Honda Tebet, saya takjub sekali dengan Tata Landskapnya. Penempatan fasilitas, pemilihan jenis pohonnya seperti sudah diperhitungkan dengan matang. Didalam Taman Honda Tebet terdapat sebuah anak sungai kecil, di pinggir anak sungai tersebut ditanami pohon Babylon willow atau weeping willow (Salix babylonica), pohon yang punya bentuk daun yang cukup eksotis ini ditanam di sepanjang aliran anak sungai.
Penampakan batang pohon ekaliptus
Ada satu pohon lagi yang membuat saya takjub adalah Pohon Ekaliptus yang sekarang jadi perbincangan karena diduga bisa mencegah atau menjadi antivirus bagi Virus Corona atau Covid-19. Terlepas dari kabar berita yang sedang ramai tersebut, pohon Ekaliptus (Eucalyptus sp.) merupakan tanaman dari famili ada sekitar 700 jenis . Saya kurang tahu ada berapa jenis Ekaliptus yang ada di Indonesia. Pohon Ekaliptus yang ada di Taman Honda Tebet ini adalah jenis Eucalyptus deglupta yang punya karakteristi unik pada Batangnya. Kulit pada batang Ekaliptus pada umumnya mengelupas namun pada Eucalyptus deglupta ini setelah mengelupas, muncul batang pohon berwarma-warni seperti halnya pelangi sehingga pohon ekaliptus ini sering punya nama lain Mindanao gum atau Rainbow Eucalyptus. Pohon ini banyak terdapat di beberapa wilayah Indonesia seperti Palu, Pulau Seram, Maluk, Papua dan kini berhasil tumbuh di Jakarta. Sebelumnya saya melihat pohon ini di Bondowoso, dan Di daerah Jogja.

Aktivitas di Taman Honda Tebet
Warna-warni yang keluar dari pohon Ekaliptus ini menarik dan cukup mencolok mata sehingga beberapa kali saya melihat ada yang berfoto-foto diantara pohon-pohon Eucalyptus deglupta tersebut.
Semoga pandemi covid-19 atau Corona segera berakhir dan ingin berkunjung ke Taman Honda Tebet ini lagi dan berjumpa dengan Pohon Ekaliptus pelangi ini.

Mencicipi Nasi Tempong Kecombrang Di Warung Umbul Bu Juleha, Banyuwangi     Edit

Nasi Tempong Sambal Kecombrang Desa Banjar, Banyuwangi

Turun dari Kawah Ijen dan Kawah Wurung sudah pasti lapar kan. Sampai di pasar Licin, saya membelok kan kendaraan ke arah Pakel. di tengah perjalanan masih masuk desa Banjar, ada warung sederhana di pinggir hutan ditepi persawahan juga. Semilir angin dari persawahan dan suasana tenangnya membuat saya ingin kesini lagi dan lagi. Ada suatu yang menarik dari menu-menu sederhana makanan khas desa yang dihidangkan Bu Juleha ini, yaitu Sambal Kecombrang.


Menuju ke Warung Bu Juleha dan Warung Umbul dari Kota Banyuwangi
Cara menuju Warung Umbul dari kota Banyuwangi gampang kok. Ambil arah yang menuju arah kawah ijen, melewati pertigaan patung barong, mel;ewati Desa Olehsari dan Glagah  hingga sampai di Pertigaan pasar licin ambil ke kiri menuju arah Pakel atau Segobang. Warung Umbul ada di sebelah kiri jalan setelah tanjakan setelah hotel Joglo Ijen.

Warung Bu Juleha
Warung Umbul
Saya tahu ada warung ini di pinggir hutan dan persawahan Desa Banjar ini saat ada festival Kopi UtekDesa Banjar beberapa tahun lalu. Waktu itu, Warung Bu Juleha ini menjadi tempat istirahat kami setelah traking keliling desa Banjar. Tempatnya sederhana, terdapat kolam ikan yang diatasnya diberi gubuk santai atau saung untuk menikmati suasana. Sekarang warungnay sudah agak besar, di sebelahnya juga dibuka warung Umbul yang dikelola anaknya dengan nuansa taman dan area persawahan.

Kopi Utek Khas Desa Banjar, Banyuwangi
Gubuk makan di Warung Bu Juleha di atas umbul/kolam ikan
Warung Umbul dikelola oleh anak Bu Juleha yang menawarkan makanan-minum ala cafe. Bangunannya sederhana berkonsep terbuka. Halamannya juga cukup luas, kalau bawa anak-anak bisa main-main halaman tengah warung umbul yang tumbuh rerumputan yang segar. Di sekitarnya terdapat gazebo atau gubuk santai yang bisa memandangi persawahan desa Banjar. Sambil memandangi sekeliling saya memesan Kopi Utek. Kopi khas Desa Banjar, berupa kopi tubruk, di piring cangkir tersebut diberi gula aren sebagai pemanis. Kopi sruput lalu gula aren digigit atau sebaliknya. Seakan membuat ritual minum kopi ada sensasi berbeda dari biasanya.

Jika Warung Umbul hanya menjajakan minuman makanan ringan ala kafe jika kalian ingin makanan berat kalian bisa memesan di warung Bu Juleha. Warung Bu Juleha ini menjajakan makanan khas desa, salah satunya yang sering saya pesan disini adalah Ayam Kesrut (Uyah Asem) dan Nasi Tempong. Kali ini saya memesan agak berbeda setelah membuka obrolan tentang Tanaman Kecobrang atau kalau di Banyuwangi dan Suku Osing, nama lain Kecombrang adalah Lucu. Bu Juleha bilang kalau dia menanam banyak kecombrang di kebunnya. Biasanya Kecombrang yang diatanam diambil bunga atau batang mudanya untuk dijadikan sambal. Tidak semua orang suka Sambel Kecombrang karena ada aroma-aroma asing yang tercium, namun beliau punya resep tersendiri untuk menghilangkan aroma tersebut.
Sambel Kecombrang yang sedang diracik
Setelah diceritakan soal kecombrang dan racikan sambelnya, saya penasaran.

“bu, bisa pesan nasi tempong telur tapi sambelnya sambel kecombrang?”

“Bisa mas, kebetulan ada kecombrang yang bisa dipanen, mau ikut mas?”

Saya hanya menggangguk dan mengikuti Bu Juleha dari belakang, memperhatikan penjelasan tentang bunga dan calon batang dari tanaman Kecombrang. Saat bunga dan batang muda kecombrang diuleg, ada aroma khas. Aromanya agak sulit dideskripsikan seperti ada aroma dingin yang terhirup. Makin dilihat makin ga sabar mencicipi Nasi Tempong Telur dengan Sambel Tempong Kecombrang.

Penampakan Nasi Tempong Telur Sambel Kecombrang
Tidak lama akhirnya jadi, saya langsung mengambil sepotong tahu dan saya colek ke dalam cobek sambel, rasa sambel kecombrang memang beda dan ada sensasi mint yang dingin yang terasa. Beda dengan cerita teman memakan sambel kecombrang punya aroma aneh, mungkin karena racikannya masih ada yang kurang sehingga tidak sama dengan sambel kecombrang buatan Bu Juleha. Setelah mencicipi sambelnya, langsung saja saya makan dengan lahap Nasi Tempong Telur Sambal Kecombrang buatan Bu Juleha ini. Nasi Tempong Sambel Kocombrang ini tidak ada setiap hari karena tergantung dengan ketersediaan stok kecombrang. Jadi jika kalian ingin mencobanya kalian bisa janjian terlebih dahulu.

Ibu Juleha
Warung Umbul dan Warung Bu Juleha buka mulai jam 9 pagi, letaknya strategis tidak jauh dari pasar licin dan jalur utama jalur pendakian ke kawah ijen. Sehabis dari kawah ijen kalian bisa mampir sarapan disini :).