Jelajah Pesona Hutan Mangrove Panorama Kili-Kili, Muncar, Banyuwangi
Wednesday, August 2, 2017
Edit
Kawasan Konservasi Mangrove Panorama Kilikili |
Teluk Pangpang menyimpan sejuta pesona. Tumbuh lebat barisan vegetasi mangrove yang membentuk hutan sepanjang cekungan teluk mulai dari sisi timur setelah pelabuhan muncar mengikuti garis lekungan teluk Pangpang. Keberadaan hutan mangrove terjaga hingga saat ini karena ada kelompok masyarakat yang peduli. Setelah melihat Hutan Mangrove Kawang denganJembatan Anti Galaunya, kali ini saya ingin melihat Hutan Mangrove yang ada didekatnya yaitu Hutan Mangrove Panorama Kili-Kili.
Hutan Mangrove Panorama Kili-kili terletak di dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Awalnya tempat ini adalah lokasi yang dipilih untuk lokasi penanaman pohon mangrove untuk konservasi, namun seiring berjalannya waktu tempat ini membangun jembatan mangrove trail dengan shelter-shelter di dalamnya sebagai wahana untuk memberikan edukasi dan menikmati hutan mangrove.
ikuti saja papan petunjuk jalannya nanti akan sampai sini :) |
Perjalanan dari kota Banyuwangi ke Panorama Kili-kili ini mekaman waktu sekitar 1 jam lebih. Rute menuju Hutan Mangrove Panorama Kili-kili cukup mudah kok, Dari Kota Banyuwangi arahkan kendaraan melewati kota Rogojampi, sampai di pertigaan Srono ambil arah ke kiri menuju Muncar, lalu lampu lalu lintas pertama ambil ke kanan, ikuti jalan sampai melewati Pasar Sumberayu, setelah melewati pasar akan bertemu jembatan, belok kiri sebelum melewati jembatan. Ikuti jalan tersebut sampai pertigaan pertama ambil ke arah kanan. Dari sini jalan berliku-liku namun jangan khawatir sudah ada petunjuk jalannya di setiap persimpangan. Jika ragu dengan jalan yang ditempuh lebih baik tanya warga sekitar, jangan terlalu tergantung dengan peta online. Setelah keluar dari jalan aspal desa akan ditemui jalan berbatu memasuki kawasan tambak. Jalan cukup kecil tapi masih muat dilewati satu mobil. Nanti kita akan dipungut biaya sebesar Rp.2000/motor dan Rp.1000/orang serta diminta untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Dalam perjalanan saya penasaran dengan nama Kili-kili. Mungkin ada tumbuhan bernama lokal kili-kili atau semacamnya. Sampai dilokasi pertanyaan tersebut terjawab, bahwa nama Kili-kili berasal dari nama Taman Kili-Kili. Taman Kili-kili nama perusahaan tambak yang dulu ada di sekitar Hutan Mangrove namun sudah tidak beroperasi lagi. Jika kalian browsing di google map dengan keyword “Taman Kili-kili” akan membawa kalian pada sisa bangunan dari tambak Taman Kili-kili.
keasyikan menjelajahi mangrove trail panorama kili-kili |
Setelah menyelesaikan rasa penasaran dengan nama Kili-kili, saya langsung menjelajahi Hutan Mangrove Panorama Kili-kili ini sekaligus mumpung masih sepi dan suasana pagi. Jembatan Mangrove Trail Kili-kili memiliki panjang sekitar 1km dengan bahan terbuat dari kayu kelapa, kayu lokal dan bambu. Hutan Mangrove pada bagian depan belum terlu tinggi sehingga menyelusurinya melalui mangrove trail semacam memasuki terowongan. Setelah menyelusuri terowongan mangrove akan ada persimpangan-persimpangan yang diujungnya menyediakan bale bengong (shelter) yang bertuliskan huruf abjad. Bale bengong tersebut bisa digunakan untuk bersantai menikmati suasana hutan mangrove. Pengunjung juga bisa memesan makanan dari kantin yang ada di parkiran dan nantinya akan di antar ke Bale Bengong yang kalian tempati.
Menyelusuri makin kedalam, pohon mangrovenya sudah cukup tinggi, karena datang pagi burung-burung kecil seperti Kacamata masih berkicau cukup merdu, sesekali suara Cekakak mengikutinya. Udara sejuk berbau semerbak khas dari hutan mangrove ini jika dihirup perlahan-lahan seakan membuat syaraf2 dari leher ke ubun-ubun segar kembali.
Panorama di ujung mangrove trailnya |
burung Blekok sedang mencari makan |
Cekakak yang sedang hinggap |
Sampai ujung dari mangrove trail adalah sebuah Panorama Kawasan Mangrove yang ada di teluk Pangpang. Disini saya melihat burung Kuntul (Blekok) sedang sibuk mencari makan di dataran lumpur. Sebagian lagi ada yang tetap hinggap di sarangnya di atas dahan pohon mangrove. Sesekali saya melihat Cekakak sedang memantau ke arah lumpur mencari ikan atau udang yang bisa dimakan. Melihat lurus ke arah selatan terdapat bukit hijau yang merupakan Wilayah Taman Nasional Alas Purwo wilayah Resort Sembulungan. Perjalanan menyelusuri hutan Mangrove berakhir disini karena mangrove trail belum sepenuhnya selesai. Rencananya pengelola akan membangun semacam tower untuk mengamati keseluruhan hutan mangrove kilikili dari atas.
sedang mancing |
Hari makin siang, suasana di Jembatan Mangrove Trail Panorama Kili-Kli makin ramai. Saya bergegas keluar dari hutan Mangrove Trail dan bersantai di depan pintu masuk mangrove trailnya. Air sudah mulai pasang. Terlihat keluarga-keluarga yang datang membawa pancingan mulai memancing di spot-spot yang menurut mereka nyaman. Terlihat anak-anak cukup gembira mendapatkan ikan-ikan kecil dari pancingannya sendiri. Jika tidak membawa pancingan dan umpan ternyata kantin menyediakan sewa pancingan seharga Rp.5.000 yang bisa dipakai sampai puas. Adanya ikan-ikan kecil yang mudah terpancing ini menandakan berjalannya salah satu fungsi hutan mangrove sebagai tempat bertelur dan berkembang biaknya ikan-ikan.
ikan yg didapat oleh salah seorang anak |
Karena pentingnya kawasan hutan mangrove bagi kehidupan, pengunjung yang berkunjung disini diharapkan membantu menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Saran saya untuk pihak pengelola jangan pernah bosan menyapa dan mengingatkan pengunjung untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan.
Hutan Mangrove Panorama Kilikili ini rekomended sekali untuk dikunjungi bersama teman atau bersama keluarga. Selain itu, kalian juga bisa melakukan kegiatan penanaman pohon Mangrove namun sebelumnya harus menghubungi pengelola terlebih dahulu.
kegiatan penanaman mangrove TN Alas Purwo, Kader Konservasi, Pramuka Muncar, KKN UGM, dan Seasoldier |
Tertarik mengunjungi hutan mangrove Panorama Kili-kili ini :)
Related Posts